Blogging to The Next Level: Cara Bertahan dan Berkembang Seorang Blogger

Blogging to The Next Level

Senang sekali rasanya bisa berkesempatan silaturahmi di rumah founder Komunitas ISB (Indonesian Social Blogpreneur) dalam rangka halal bihalal.

Rumah founder Komunitas ISB (Teh Ani Berta) terletak di daerah Pamulang. Perjalanan dari Bogor menuju lokasi menghabiskan waktu 2,5 jam dengan menggunakan KRL dan disambung dengan taksi online.

Berangkat dari Bogor pukul delapan pagi dan tiba di lokasi pukul sepuluh tiga puluh siang. Ini adalah pengalaman saya pertama kali menginjakkan kaki di daerah Pamulang, Tangerang Selatan.

Selama di sana saya banyak mendapatkan ilmu baru, baik itu tentang blogger dan yang tak kalah pentingnya adalah ilmu tentang kehidupan dari para perempuan – perempuan hebat.

Mereka yang usianya di atas saya namun masih produktif dan powerfull, saya jadi mikir apakah saya bisa seproduktif perempuan-perempuan hebat ini ketika memasuki seusia mereka?

Blogging To The Next level

Cerita yang Menginspirasi

Masing – masing dari peserta yang hadir bercerita tentang pengalaman sebagai blogger maupun tentang kehidupan.

Seperti biasa, saya lebih suka mendengar dan menyimak apa yang mereka sampaikan, ada satu kalimat yang saya capture dari founder ISB ketika bercerita tentang perjalanannya menyelesaikan kuliah S2,

“Orang tuh kadang ngeliat kita kayak enak padahal di belakangnya kita nangis-nangis, kadang merasa capek.”

Ketika menyimak kalimat tersebut saya jadi merenung di pojokan J, ternyata yang terlihat kuat pun harus ada yang menguatkan, yang terlihat bersemangat pun harus terus disemangati, bahkan yang dianggap paham pun harus terus di pahamkan.

Karena pada dasarnya setiap perjuangan butuh sosok lain yang men-support. Mungkin benar mau sekuat apapun seseorang berdiri di kakinya sendiri, ia tetap membutuhkan orang lain yang mendukung. Entah itu dari keluarga, pasangan, atau lingkaran pertemanannya.

Menjelang sore hari sharing session ini semakin seru apa lagi jika topik bahasannya tentang jodoh hehe.

Ada salah satu blogger yang bercerita tentang kisahnya bertemu dengan jodoh sesama blogger di usia tiga puluhan. Ada kalimat menarik yang saya capture kurang lebih seperti ini,

“Jangan-jangan aku ketemu jodohnya lama karena doaku juga ya, soalnya aku minta jodoh yang orang tuanya udah meninggal, jadi mungkin nungguin orangtuanya meninggal dulu baru bertemu aku”.

Mendengar kalimatnya saya pun tertawa, seru sekali mendengar Mba Uli bercerita tentang perjalanan hidupnya bertemu jodoh.

Tapi setelah mendengar mba tersebut bercerita, saya jadi berpikir juga, apakah doa-doa yang saya langitkan, juga merupakan ujian?

Terkadang Allah itu sudah mengabulkan doa hambanya namun hamba tersebut belum siap menerima hasil dari doa yang ia panjatkan. Alhasil ia melewatkan kesempatan itu. Pernah nggak merasa seperti ini? J

Tapi nih ya kalo menurut saya, usia tiga puluhan tergolong masih muda, sih. Luna Maya aja usia empat puluh satu baru nikah hehe. Jadi patokannya Luna Maya? J

Blogging To The Next Level

Menulis untuk Keabadian

Hari menjelang sore, kali ini sharing yang terakhir sebelum pulang, ada materi inti yang disampaikan oleh founder ISB.

Di sesi ini beliau menyampaikan pentingnya seorang blogger untuk terus upgrade skill, agar bisa bertahan di era digitalisasi seperti sekarang ini, dimana media sosial lebih diminati. 

Sesuai sekali dengan tema materi yang disampaikan ‘Blogging To The Next Level’ yang berarti meningkatkan kualitas blog agar bisa ke tahap yang lebih tinggi lagi.

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. -Pramoedya Ananta Toer-

Dibuka dengan quote dari Pramoedya Ananta Toer, quote yang penuh makna dan cocok sekali dengan profesi blogger.

Memang sih, salah satu faktor terpenting di dalam menulis adalah jangan takut untuk mencoba. Paling tidak bisa menulis apa yang pernah dialami. Termasuk saya, terkadang suka malu jika tulisannya dibaca orang. Aneh, kan. J

Dari materi yang disampaikan Teh Ani serta menyimak diskusi dari beberapa teman blogger, ada beberapa hal yang saya capture:

1. Luangkan Waktu untuk Menulis

Ini nih yang mungkin paling tidak mudah untuk dilakukan, hehe. Ketika akan menulis biasanya diawali dengan ide ‘mau nulis apa?’. Akhirnya bingung dan muncul lah kalimat 'ntar aja deh'.

Selain ide tentunya dibutuhkan dasar ilmu yang dikuasai untuk menulis. Nah, agar ide tidak tidak menguap begitu saja, tuangkan ide dalam beberapa kalimat bisa menggunakan note atau voice note.

Jika sudah memiliki waktu luang ide tersebut bisa langsung dikembangkan menjadi berupa paragraf. Intinya selalu luangkan waktu untuk menulis. Mungkin bisa dibuat semacam timeline untuk menulis.

2. Literasi Informasi

Agar tulisan berkualitas perhatikan juga referensi yang dipakai seperti pengambilan data, kutipan dari media, ataupun kutipan dari narasumber.

Karena informasi yang kredibel dapat membantu menghindari penyebaran informasi yang tidak akurat.

3. Storytelling

Menulis dengan gaya bercerita atau storytelling biasanya lebih disukai pembaca, apalagi jika cerita tersebut menggugah emosi pembaca dan merasa relate dengan apa yang ditulis.

Menulis dengan gaya storytelling sangat bagus digunakan ketika menulis artikel di blog. Selain itu gaya menulis ini biasa dipakai untuk pemasaran bisnis. Tetapi menulis dalam gaya storytelling perlu didukung dengan trik yang mumpuni juga, ya.

4. Informasi Pendukung

Dalam menulis artikel di blog dibutuhkan informasi pendukung seperti foto, video, dan infografis agar memiliki daya tarik visual.

Selain itu penggunaan informasi pendukung dalam menulis artikel di blog akan memperjelas informasi serta meningkatkan keterlibatan pembaca, karena ada tipe pembaca yang tertarik membaca setelah melihat gambar.

5. Bergabung dengan Komunitas

Bergabung di komunitas sesama blogger dapat meningkatkan ilmu seputar blogging, saling memotivasi, dan saling menginspirasi.

Dari komunitas tersebut biasanya dapat menghasilkan karya dan juga mendapatkan kesempatan lainnya seperti freelance writing atau seminar – seminar berkelas.

Blogging To The Next Level

Oleh – Oleh Penuh Cinta: Kenangan yang Dibawa Pulang

Rangkaian acara sudah selesai, dari makan – makan, sharing cerita inspirasi hingga penyampaian materi oleh founder Komunitas ISB.

Akhirnya satu persatu peserta pulang, rasanya masih kurang waktu untuk bercerita tapi mengingat hari sudah menjelang maghrib.

Sebelum pulang aku mendapatkan oleh – oleh gantungan berbentuk strawberry dan berwarna pink, cantik sekali. Terima kasih Mba Raya.

Selain itu aku juga mendapatkan oleh – oleh dari Teh Ani berupa nasi beserta lauk – pauknya, masakan yang diolah menggunakan hati tentu akan sampai ke hati juga, eh bukan ke perut ya? Kan makanan J. Terima kasih Teh Ani. ***

Related Posts

Posting Komentar